Grojogan sewu Kulon Progo
8 Februari 2015
Tahun ini kita mau cari wisata lain, arahnya dari tugu ke arah godean. lurus terus sampai ke pegunungan menorah. kalau lebih lengkapnya arah ke sana aku liat dari web
titik0jogja .Aku sendiri memilih
berangkat pukul 6 pagi berharap disana masih sepi, tapi jam 6 hanya mitos dan kita
mulai jalan pukul 06.30.
|
jalan di perbukitan Menoreh |
|
ada ar terjun mini di kiri jalan |
|
jalannya menanjak tapi udah mulus |
|
dibalik pohon pisang ada sebuah panorama yang sayang di lewatkan |
|
pagi hari, siluet gunung di belakang |
Untuk ukuran sampai kekulon progo kita butuh waktu setengah
jam sampai di jalan besar, dan menuju ke air terjun yang masih jauh di dalam
perumahan kita buth waktu setengah jam mulai dari turun ke gang, parkiran
motor, dan jalan kaki ke bawah. Sebelum sampai ke parkiran untuk kalian yang
datang dari arah jogja, akan melewati rumah rumah penduduk dan jalanan yang
lumayan ekstrim, apalagi jika musim hujan. Udah jalanan licin, menukik tajam,
berbelok belok dan menanjak ditambah jalanan yang belom halus banyak kerikil
kerikilnya. Untuk ukuran aku yang abis jatuh dan masih belom kuat kuat amat
jalan cepet tapi nekat pergi maen dan masih pake rok, aku memilih turun dari
motor dan jalan kaki. Walaupun jalan kaki pun, ngga bisa cepet karena jalan nya
turun banget. untuk motor aku rekomendasiin remnya yang pakem ya. Haha. Rem
depan belakang.
|
jalan yang sempat di abadikan. lainnya boro boro difoto, jalan aja sulit hhe |
Untuk parkir bakalan ada penduduk yang pakai seragam,
parkirnya pun dirumah warga, yang mengindikasikan kalau tempat wisata ini masih
dikelola sama warga sekitar. Biaya retribusinnya pun masih seikhlasnya, sejenis
kotak amal. Warung warung yang dikelola warga pun masih belum pada buka.
|
pintu masuk
|
|
retribusi seikhlasnya |
Waktu aku kesana Cuma ada 1 motor yang berarti Cuma ada 1
pengunjung di bawah. Untuk jalan dari parkiran ke air terjun aka nada jalur dan
petunjuk pentunju. Medan pertama adalah jalanan turun ber semen, ngelewatin
kandang sapi, trus belok kiri melewati ladang ladang warga, jalannya pun
berubah jadi tanah, tapi udah ada undak undakan yang di kelola. Begitu terus
sampai kalian ke bawah. Beberapa meter sebelum sampai kalian akan mendengar
gemericik air, dan saat sampai belokan akan ada pemandangan sungai memanjang.
|
track 1 |
|
track 2 |
|
track 3 |
|
track 4 |
|
track 5 |
Saat
sampai sana hanya ada aku sama mba devi, dan sepasang pengunjung. Masih sepi
dan kita jadi bebas mengeksplorasi tempat ini. Airnya bening, dibawah air
terjun dilarang main air, konon tingginya sampai 5 meter. Air terjun ini banyak
undakannya. Disini ngga banyak sampah, entah karena masih pagi atau pengunjung
sudah membiasakan diri membuang sampah pada tempatnya, karena disini juga ada
tempat sampah serta kursi kursi bamboo yang memudahkan kita melepas penat
sambil mendengar gemericik air.
Kalau kakiku sembuh dan kita kesini rame rame, mungkin enak
untuk turun dan main air. Tapi bagiku melihat dari pinggir aja udah seger.
Hoho.
|
disediakan tempat sampah |
|
ada kamar mandi dan tempat ganti didekat air terjun |
Puas main air dan mendokumentasikan tempat, kita naik ke
atas. Lumayan keluar keringet untuk balik ke atas. Kita baru menemui pengunjung
lain saat kita menuju pintu masuk. Sekitar pukul 9 pagi. Sampai diparkiran
motor, kita makan soto di satu satunya warung disitu. Walaupun seadanya, yang
namanya laper mah tancap aja.
Kata penduduk sekitar, sebenarnya ada 2 jalur untuk sampai
ke tempat ini, yang pertama jalur dari jogja yang memang sangat menukik tajam,
yang kedua arah dari barat untuk jalur lebih landau tapi kalau kita kejogja
akan memakan waktu lebih lama karena harus muter muter dulu.
Komentar
Posting Komentar