Pengalaman Les di (Oxford) Kampung Inggris, Pare.



Post kali ini aku bikin tipe Question and Answer, alasannya udah tau lah ya, biar engga kebanyakan curhat haha.
Oke, sesuai dengan judulnya, kali ini aku akan berbagi pengalaman tentang 1 bulan ku di pare, yang... em, pahit, asem, manis, campur jadi satu.serius, aku baru beberapa hari pulang ke rumah, tapi rasanya kangen sama jalan brawijaya (yang udah kesana pasti tau lah apa itu jalan brawijaya hahaha), apalagi sama temen temen kostan dan temen temen les yang amazing pake banget. i miss you so much guyss.. 
Q : So, Kapan kamu belajar bahasa inggris di Pare?
A : Aku mulai belajar di Pare tanggal 10 Oktober 2016 – 4 November 2016. Tempat kursus di Pare 99 persen dilakukan selama 2 minggu atau 1 bulan. Jika 2 minggu maka pembalajaran akan dimulai setiap tanggal 10 dan tanggal 25.

Q : Darimana kamu tahu dan mendaftar les ke Pare?
A : Oke, menurut apa yang telah aku lakukan. Aku tahu kampung Inggris sudah cukup lama. Tapi hal itu Cuma jadi selingan semata, karena kerjaan tak kunjung datang maka kuputuskan untuk pergi ke Pare, meningkatkan nilai TOEFL ku. Awalnya aku hanya mengetik “kampung Inggris Pare” dan aku menemukan website Eureka. Eureka adalah semacam biro yang membantumu memilih tempat les atau bahkan kamu bisa konsultasi melalui official akun line mereka. Dan saran ku adalah kamu konsultasi dahulu. Dari Eureka kamu bisa bertanya lembaga apa yang sebaiknya kamu ambil dan dimana.
Tapi, tidak semua lembaga yang ada di Pare di back up oleh Eureka, dan ada beberapa lembaga yang sudah mempunyai website sendiri. So, aku sarankan kamu mencari lembaga les yang sesuai dengan tujuanmu. Semisal, temanku mendaftar di institut Mahesa, dia tahu Mahesa setelah dia survey dari Jawa Barat ke Pare hanya untuk mencari tahu lembaga apa yang cocok. Dan dia memutuskan untuk mengambil PAKET kursus di Mahesa selama 4 bulan. Wkwk bayangkan 4 bulan :(.

Q : Jadi, lembaga apa yang kamu pilih?
A : aku memilih Oxford selama 1 bulan. 2 minggu berada di kelas basic, kelas yang paling bawah. Dan 2 minggu selanjutnya ada di kelas intermediate 1. Selama minggu kedua aku juga menambah kelas listening reading karena di kelas Intermediate 1, faslitas itu tidak diberikan. Aku memilih tempat itu karena dari review yang aku baca, Oxford prefer ke toefl preparation.

Q : Bagaimana kalau aku ingin lebih dari 1 bulan?
A : biasanya setiap lembaga mempunyai kelas, semisal aku, di Oxford ada 5 kelas ; basic, intermediate I, intermediate II, advance I dan listening reading. Maka tinggal lanjutin aja programnya.

Q : bisa nggak sih 1 periode 2 tempat les?
A : bisa. Asal bisa atur waktu aja biar nggak tabrakan.

Q : Berapa biaya les di Pare?
A : macam macam, semuanya bisa kamu lihat di website. Kalau aku cukup terjangkau dibandingkan mengambil les di Yogya, 700 k selama 1 bulan. 2 minggu pertama ada 10 hari pertemuan, satu harinya ada 3 pertemuan masing masing 1,5 jam. Untuk minggu kedua juga 10 hari pertemuan, 5 kali pertemuan setiap hari masing masing juga 1,5 jam.

Q : Apa saja barang yang kamu bawa dan harus kamu tinggal?
A : Yaa... 1 koper cukup untuk hidup 1 bulan dengan metode ngirit baju, abis pakai cuci haha. Aku Cuma bawa 10 stel baju dan alhamdulilah cukup walau anak kostan suka rese ngejailin haha. Barang yang lain ya sewajarnya aja, alat mandi, alat makan, buku, laptop, sepatu, sandal, masker, topi, sarung tangan, selimut tipis, jaket, kaos kaki. Dan semua itu bisa kamu beli disana kalau kamu nggak mau bawa barang berat berat. atau kalau pengen kece dengan baju yang enggak itu itu aja, kalian bisa meniru tetangga kamar aku, mengirim baju lewat jasa kurir.

Q : Emang cuaca disana kayak gimana?
A : Selama aku disana, pernah panassss banget dan pernah ujan deres. Tapi lebih sering panas disiang hari. Selama tinggal disana, aku nyewa sepeda keranjang dengan harga 80 ribu sebulan. Dan.. jenis sepeda disana banyak, ada sepeda federal, sepeda keranjang, sepeda fixie sampai sepeda lipat. Harganya dari 80k-150k. Pintar pintar cari aja, persewaan sepeda banyak banget. Dan selama naik sepeda, walaupun judulnya ada dikampung kurasa wajib memakai masker dan sarung tangan. haha

Q : Dimana kamu tinggal?
A : di kost. ada berbagai tipe kos. Yang pertama ada camp, sebutan untuk kost kostan dengan pemakaian bahasa inggris setiap harinya, biasanya juga ada 2 kali program di pagi buta dan di malam hari. Harganya rata-rata lebih mahal daripada kost biasa. Tipe kos kedua adalah kost kost an biasa, enggak ada program dan nggak wajib pake bahasa inggris.
Kalau aku tinggal di Kost biasa, ini kupilih karena toefl membutuhkan banyak latihan, jadi kalau aku ikut program camp takutnya engga kekejar. But i think oke oke aja untuk kalian yang mau mencoba tantangan hehe.
Kost an aku hanya terdiri dari 3 kamar, 1 kamar ada 2 orang. Oiya, di Pare rata-rata setiap kamar dihuni 2-8 orang. Sangat jarang aku menemukan kost yang disi hanya 1 orang. Jadi, karena kita haus ilmu, kita ber 6 sepakat untuk menggunakan bahasa inggris in daily conversation. Seru sih, aku jadi rindu anak kostan hehe.

Q : Apa yang kamu lakukan selama weekend?
A : hoahh.. gokil pokoknya. Penyembuh diantara enggak ada TV dan suasana yang crowded adalah orang orangnya yang asik parah hehe. Kebetulan temen se kursus an aku banyak yang suka main. Minggu pertama kita maen ke Gunung Kelud, sewa motor 50k untuk 12 jam. Jarak Pare ke Kelud sekitar 2 jam. Minggu selanjutnya kita juga main ke taman bunga matahari (tapi belom tumbuh lagi hahahaha), ke taman bunga anggrek, beli nanas. Maen ke alun alun, ke CFD, zumba bareng, pergi ke Bromo.
Asal tahu aja, dari Pare kalian bisa maen dengan harga yang sangat miring. Rata2 pergi ke Pulau Sempu, Bromo, Kawah Ijen, Baluran, Jogja dan sekitarnya hanya 150-160k. Untuk ke Bali sekitar 400k untuk 4 hari. Harga itu sudah termasuk travel PP dari Pare ya. haha
Q : Gimana dengan makanan di Pare?
A : aku memang agak terkendala di makanan, minggu pertama aku radang tenggorokan, temanku malah sakit perut. Aku rasa selain faktor makanan juga faktor cuaca yang panas disiang dingin dimalam. Tapi aku susah menemukan sayur hijau huhuhu. Pagi hari biasanya makan nasi kuning, nasi pecel atau nasi rames 5k, siangnya kalian bisa berkelana dari ujung ke ujung Jalan Brawijaya atau menjelajah di jalan Anyelir, malamnya aku biasanya hanya pasrah makan nasi goreng, sate atau emm nasi rames mungkin. Harganya ya standar 5-15 ribu seporsi.
Disana banyak yang jual buah potongan. Tapi aku biasanya beli buah di pasar, 15-20 menit naik sepeda.

Ini ceritaku, gimana ceritamu? Kalau mau tanya tanya lebih lanjut, boleh hubungi lewat e-mail fitri.meirianti@gmail.com. Semoga membantu :). 

Komentar

  1. Terima kasih banyak kak atas reviewnya. Kakak mengambil tambahan kelas listening dan reading di mana yah? Kebetulan saya ingin mengambil kelas intermediate I-II di Oxford dan ingin mengambil kelas tambahan untuk listening dan reading.

    BalasHapus
    Balasan
    1. aku ambil kelas listening dan readingnya juga di oxford kok :)
      terimakasih udah mampir :)

      Hapus
  2. ka untuk dapetin kost.n kita perlu pesan online dimana ya

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Magang di Bappenas (2016)

Trail Running Gunung Gede

itinerary perjalanan Tana Toraja [Day 2]