Hujan penghujung senja, Batu.
udah di akhir bulan Februari dan belum ada stok bercerita ...
Jadi ceritanya liburan sebulan sekali adalah agenda tak tertulis yang entah di deklarasikan sejak kapan. Yang pasti orang-orang yang doyan maen ini selalu meracuniku untuk terus pergi kemana kaki melangkah. Walaupun tiap abis kuliah disempetin makan bareng dan hampir tiap weekend ngisi waktu entah dimana, nggak afdol kalau belum keluar kota.
Dan Malang-Kota Batu jadi agenda liburan dadakan di Bulan Februari, kalau H-1 hari baru serius untuk pergi berarti itu termasuk dadakan kan? hahaa
4 jam perjalanan dari Surabaya ke Batu dan berakhir gagal ke Cuban Talun karena waktu udah beranjak sore ditambah hujan yang tak kunjung reda. Ini perjalanan panjang pertama kita naik motor dan jangan tanya kenapa bisa selama itu haha. Jam 4 sore kita memutuskan untuk balik ke masjid alun alun batu untuk sholat. Begitu selesai sholat, hujan mulai reda, alun alun mulai rame dan kita memutuskan cari susu seberang Ketan Legenda dan lanjut kuliner gurita bakar. macam mana ternyata menyenangkan keliling sore sore sehabis hujan di alun alun batu.
pose andalan |
Dan... akhirnya perjalanan ini kita akhiri dengan nginep di Malang! oke, ini rencana mendadak yang kedua. Rencana ke Paralayang malam ini batal dan di lanjut buat besok pagi buta liat sunrise ke Paralayang.
Tapi karna jam 11 malem aja kita baru balik cari makan, bisa ditebak besoknya nggak mungkin naik ke Paralayang, akhirnya rencana di rombak lagi, kita berangkat ke Coban Talun jam 8 pagi.
brunch depan UMM |
sebenernya ada filosofi dibalik foto ini haha |
sampai di Coban Talun sekitar jam 2 siang dan itu hujan! rombongan berjas ujan ini akhirnya memilih ke air terjunnya dengan track yang lumayan bikin dengkul gemeter.
Kita kelar dari Coban sekitar jam 4 sore dan otw pulang sekitar jam 5. Dari jam 5 itu, perjalanan sampai Surabaya menempuh waktu 8 jam ! Entah udah berapa kali kita belok kiri, mulai dari makan bakso cak Hadi yang antrinya pake reservasi, mampir beli oleh oleh, ngopi manja, selonjoran, sampai makan lagi dan tiduran.
Dari agenda yang berangkat sabtu pagi ngaret jadi sabtu siang, one day trip yang berubah jadi nginep, rencana pulang minggu pagi mundur ke minggu malam, sampai akhirnya nyampe tengah malam. Liburan ini minimalis tapi stok ketawanya banyak banget, nggak tahu darimana asalnya kita bisa ketawa hanya dari ngeliat foto dan tingkah tingkah yang nggak jelas.
Kalau Bandung punya sejuta pesona untuk disinggahi, Jogja punya
kerinduan untuk kembali datang, Batu punya kenangan yang tak terlupakan. Kami
membelah jalanan Batu ditemani gerimis. Jalanan basah udara dingin ditemani tawa receh dari mereka yang membuatku tak ingin pulang.
Komentar
Posting Komentar