Trip to Tulungagung- Trenggalek
Jumat, 22 Juli 2018
Keluarga pakdhe Yanu emang baik banget. Pagi-pagi di teras rumah udah disiapin teh sama kopi anget beserta cemilan, padahal ini anak muda masih pada lengket matanya. Karena aku sama Filda udah kelar beberes duluan, kita main sepedaan keliling desa sambil nunggu cowok-cowok selesai mandi. Budhe Yanu juga udah masak sarapan buat kita.
Mana pagi itu mendung banget dan air tidak sejernih
ekspektasi, tapi lumayan lah buat pemanasan minum air laut kalau-kalau dapat
spot snorkeling lagi ahhahaa
Resiko punya temen yang doyan main adalah punya visi misi
sama untuk mengisi weekend sebelum KKN dengan liburan. Planning yang awalnya ke pantai selatan Malang entah gimana jadi
pindah ke Barat, ke pantai di Trenggalek tepat H+7 lebaran.
Drama pertama adalah kelabakan nyari mesin top up buat e-toll
haha. Kita berangkat malam hari masuk lewat pintu tol Surabaya Gempol lewat jalan tol baru Mojokerto
– Kertosono dan keluar di pintu tol Kabupaten Jombang. Perjalanan memakan waktu
sekitar 2 jam dengan istirahat ke toilet dan makan di rest area.
Sabtu, 23 Juli 2018
Karena sepanjang jalan pada nggak bisa diem akhirnya tergoda
untuk cari makan pagi buta di Jalan Doho Kediri. Abis makan terbitlah tidur
semua penumpang kecuali yang nyetir hahaha. Kita sampai di rumah pakdhe Yanu
sekitar jam setengah 3 pagi. Alhasil semua pada nggak bangun padahal semua hape
kompak nyalain alarm jam 5 pagi.
Keluarga pakdhe Yanu emang baik banget. Pagi-pagi di teras rumah udah disiapin teh sama kopi anget beserta cemilan, padahal ini anak muda masih pada lengket matanya. Karena aku sama Filda udah kelar beberes duluan, kita main sepedaan keliling desa sambil nunggu cowok-cowok selesai mandi. Budhe Yanu juga udah masak sarapan buat kita.
Kita pamit ke keluarga Pakdhe Yanu sekitar jam 10 pagi.
Karena janjian sama kak imas setelah dhuhur jadi kita pergi dulu ke Ranu
Gumbolo, nggak begitu jauh dan katanya worth
it kalau dikunjungi. Eh udah nih kita masuk gerbang Waduk Wonorejo. Sampai
di persimpangan kita lurus aja, penumpang mah santai-santai aja karena yang
nyetir Yanu dan diasumsikan dia tau daerah sini. Ada pintu retribusi dengan
biaya 10K/orang bonus 1 botol sprite tanggung. Trus bertanya-tanya deh, kok
waduk, bukanya ranu ya... dan Yanu yang nyetir pagi itu Cuma bilang “Loh mau ke
Ranu Gumbolo to?”
Oke baiqlaaa... kita salah alamat.
Nggak terlalu banyak aktifitas yang bisa dilakukan di Waduk
Wonorejo, parkirnya lumayan luas, ada beberapa warung dan itungannya dengan
kondisi weekend tempat ini nggak begitu rame. Pintu menuju waduk aja juga
ditutup dan kita dilarang masuk. Alhasil kita Cuma asik duduk duduk aja sambil
foto-foto. Usai menikmati suasana Waduk yang mendung-mendung sendu kita
memutuskan untuk pergi ke Ranu Gumbolo, kembali ke pertigaan tadi yang
seharusnya kita ambil ke arah kanan, jalanan ke ranu Gumbolo mulai menurun dan
kondisi jalannya agak bergelombang dan sebagian rusak.
Di Ranu Gumbolo juga dimintai retribusi 5 ribu perorang dan
parkir 5 ribu untuk mobil. Sebenernya Ranu Gumbolo ini masih 1 lokasi sama
waduk wonorejo, Cuma ini versi alaminya gitu. Selain menikmati suasana sejuk
ala-ala perpaduan cikole bandung dan waduk gajahmungkur ada berbagai hal yang
bisa dilakukan, semisal sewa properti buat foto dipinggir danau, mancing dibawah,
santai-santai pakai hammock, duduk sambil menikmati air semilir atau duduk
diatas batu sambil mikir cicilan hahaha.
Kita mah lagi-lagi Cuma foto-foto aja nambah-nambah memori,
sebagai ajang pembuktian kalau udah pernah menginjakkan kaki di duplikatnya
ranu kumbolo.
Berhubung udah dicari-cari kak Imas, kita naik lagi ke
parkiran dan langsung gas ke rumah kak Imas. Harusnya dari gerbang masuk waduk
yang dipinggir jalan utama tadi tuh ke kanan turun kebawah, eh kitanya malah
kekiri makin naik dan baru sadar setelah perjalanan cukup lama...
12.00
Sampailah kita dirumah kak Imas dan langsung disuguhin ayam
Lodho dan lain-lain, makanan khas tulungagung-trenggalek. Pulangnya pun kita
masih diminta bawa bekel ayam lodho dan sayur-sayur lain buat makan malam hahaha.
16.00
Perjalanan dilanjutkan langsung ke Trenggalek. Jalan menuju
Pantai Trenggalek melewati ruas utama jalan tulungagung-trenggalek dan menempuh
waktu sekitar 1,5 jam sampai di Pantai Prigi. Papan petunjuk juga cukup jelas
tanpa harus memakai google maps. Mendekati pantai, kita disuguhi pemandangan
pegunungan yang berjajar dari Timur ke Barat, mirip dengan pemandangan dari
kota Yogya ke Pantai Parangtritis Bantul. Salah satunya adalah gunung watulimo
yang berbentuk menjulang tinggi dibanding yang lain dan bentuknya lucu. Setelah
ini jalanan mulai berlika liku naik turun. Nah waktu itu kita masih galau mau
ngecamp di pantai Pasir putih atau Prigi. Tapi nggak tau sejak kapan akhirnya
diputuskan ke Prigi karna katanya disana warungnya buka 24 jam dan lebih enak
untuk ngecamp. Pas dipertigaan arah Prigi dan pantai pasir putih sempet ragu
nih, trus langsung ambil lurus naik ke atas menuju pantai Prigi. Jalannya
menanjak naik dan turun esktrem, kita pake mobil innova dengan full kapasitas 8
orang plus berbagai barang yang menumpuk dibelakang. Yang dibelakang ngecek
berkali kali diminta pake gigi 1 karena yang nyetir agak heboh suka ngelepas
rem, bikin parno. Tapi pemandangannyaaaa jangan ditanya, manjain mata. Ini
mirip perjalanan ke pantai di Gunung kidul yang kalau dari atas garis pantai
terlihat diketinggian. Pantai disini juga agak rancu sih, kalau searching
pantai prigi pasti keluarnya pantai pasir putih, padahal pantai prigi itu
pantai dengan pasir kecoklatan dan dekat dengan pelabuhan ikan. Pantai Prigi
juga deket banget sama jalan raya, jadi walaupun malam tetep rame. Karna kita
datangnya malam jadi nggak kena retribusi deh. Trus kalau mau ngecamp juga
tinggal ngecamp aja nggak perlu ijin.
Karna malam itu angin kenceng pake banget, dan kita macam udah
lelah tapi harus tidur, akhirnya kita pasang tenda didalam pendopo terbuka
disebelah mobil yang diparkir. Berhubung tadi udah dibawain makan sama kak
Imas, dengan niat yang kudu dikumpulin kita manasin sayur dan ngecamping ala
ala hahhaha. Btw makan hari ini payless banget hahaha.
Habis makan terbitlah ngantuk, nggak ada yang bisa
dinikmatin di pantai Prigi karena ombak lagi kenceng, angin ribut bikin masuk
angin kalau kelamaan ngegalau di pinggir pantai, tempatnya juga gelap dan
dijamin ini muka keterpa angin trus lengket-lengket. Akhirnya sebagian nonton
film dan main makan diwarung, sisanya main kartu, sisanya lagi tidur ngecharge
tenaga. Malam itu ditemani suara klakson perahu yang berangkat melaut.
Minggu, 24 Juli 2018
Entah kenapa aku kebangun berkali kali tapi tetep pules
tidurnya. Diluar suara cukup berisik antara teriakan orang-orang beradu dengan
deburan ombak. Ternyada ada yang camping juga dibawah pohon di bibir pantai
nggak jauh dari kita.
Usai sholat subuh dan beresin tenda dengan kemageran tinggi
kita meninggalkan Pantai Prigi menuju pantai Karanggongso. Btw nama pantai ini
lebih familiar dengan nama pantai pasir putih 1. Lokasinya juga ternyata nggak
begitu jauh kok, nggak harus ngelewati turunan curam kemaren tapi dari
perempatan jalan setelah makam ambil ke kanan dan ikuti petunjuk. Soalnya
semalem itu sempet galau ternyata pantai prigi nggak sesuai ekspektasi dan
pikirku kalau mau pindah ke pantai karanggongso harus naik ngelewatin jalanan
curam kemaren sore,ternyata enggak! Pantai karanggongso itu letaknya di timur
Prigi. Kelar beberes jalan dan sampai deh di Pantai Pasir Putih 1. Lokasi
parkir sebenarnya juga dekat dengan bibir pantai. Bedanya disini nggak bisa
naruh mobil langsung dipasir nya hahaha. Dan bibir pantainya deket banget jadi kalau
pasang bisa sampai kejalan parkiran. Tapi disini juga udah banyak toko-toko
yang katanya buka 24 jam. Disini juga banyak pedagang-pedagang ikan dan cumi
asap yang gede-gede. Semuanya di jejerin di depan warung jadi tinggal pilih
aja.
Waktu itu kita datang jam 7 pagi dan lagi-lagi nggak kena
retribusi masuk karena masih pagi hehe. Banyak aktifitas yang bisa dilakukan
kalau disini mulai dari sewa perahu keliling pulau-pulau, snorkeling di pantai
dengan rumah apung, mancing di pulau apa itu namanya (ini biasanya warga lokal
sih), main pasir dipantai, nge camp, main banana boad , foto-foto di dermaga
pantai yang instagramable sampai memilih bersantai di cottage pantai Asmara
yang lokasinya nggak jauh dari pantai pasir putih dan kita bakal bisa ngeliat
kalau nyewa perahu.
Jadi aktifitas yang kita ambil pagi itu adalah sewa perahu
seharga 400 ribu perkapal disi 8 orang dengan tujuan keliling pulau dan mampir
ke rumah apung buat snorkeling. Tapi itu belum termasuk biaya sewa alat
snorkeling seharga 30 ribu. Pulau pulau yang dilewati adalah pulau duku, watu bentis, goa merah dan goa kelelawr. Ada satu pulau dengan pasir halus dan batu-batu besar kayak belitung mini didekat rumah apung, kalau
kita mendarat dipulau akan dikenakan biaya 5k/orang, untuk menyiasatinya kita
berhenti di rumah apung, snorkeling dari rumah apung ke pantai trus balik lagi
ke rumah apung hahaha. Capek menn jauhh...
Waktu untuk snorkeling dikasih
waktu satu jam. Walaupun nggak bisa ngeliat terumbu karang dibawah tapi
snorkeling hari itu lumayan buat ngecharge pikiran. Langit diatas emang mendung
banget tapi nggak ada tanda-tanda mau ujan. Kelar snorkling kita balik lagi ke
pantai. Sebagian ada yang memilih duduk gelar matras dipinggir pantai, sebagian
ada yang memilih cari makan dan sebagian ada yang memilih menikmati siang yang
nggak begitu panas buat mainan air di bibir pantai. Tekstur pasir disini halus
dan agak putih gitu, tapi kalau mau mainan air agak ke tengah hati-hati sama
karang-karang dibawah air. Karna sebagian bibir pantai ada yang berkarang
tajam. Nah aku sama mas rocky udah gonta-ganti tempat nyari lokasi dengan dasar
pasir tapi di pepet mulu sama perahu-perahu yang parkir. Soalnya makin siang
bibir pantai sebelah timur makin surut dan kapal-kapal banyak yang bersandar ke
sisi barat, padahal disisi barat itu dasarnya enak buat mainan karna pasir.
Yaudah deh jadi serem gitu mainan air pake ban sambil fokus ngeliatin kapal
yang mau bersandar.
Walaupun aku ngeliatnya serem tapi nggak begitu
bahaya karna mereka juga gak make mesin kalau udah dipinggir. Karna berjam jam
yang main Cuma aku mas rocky sama sofyan doang kita akhirnya ganti baju trus
beli ikan sama cumi asap, beli nasi putih dan gelar matras dibawah pohon
pinggir pantai.
Alamakk ini piknik pantai
Jam 2 siang kita udah beranjak dari Pantai pasir putih, dan
pas pulang bener aja dipertigaan yang kita tadi sempet galau lewat mana
ternyata kita bisa lewat bawah dengan tujuan yang sama tapi dengan jalan yang
nggak begitu ekstrem hmmm...
Perjalanan ini ditutup dengan tujuan akhir Surabaya...
terimakasih pikniknya, selamat KKN sampai jumpa di semester 3
Komentar
Posting Komentar