AKU RINDU. itu saja

        Hari ini telah lama semenjak perjalanan 510 km dari stasiun Purwosari, Kota Surabaya. Tapi setiap aku masuk kedalam stasiun, naik ke atas kereta, melihat para anak muda memakai keril, aku jadi teringat perjalanan itu. Bagaimana aku telah berani mengambil resiko, menembus batas ketakutan, melupakan kepenatan dan melupakan kehidupan nyaman didalam rumah. Bermodal minim pengalaman dan review yang tak kunjung selesai aku berani membawa teman temanku ke dalam perjalanan panjang itu. Pertama kalinya aku naik bis ke arah Surabaya, nggak peduli keringet segede jagung menetes dari dahi. Diajak ngobrol sama orang Surabaya didalam bis, mengamati orang yang naik turun bis selama 7 jam, hampir ketiduran didalam bis, di pepet calo tengah malam, perjalanan malam dengan bis sarat muatan dan orang orang berbicara bahasa madura dan lain lain. Bagi kami yang pendaki lepas, kami belum punya saudara dan koneksi sebanyak anak mapala. Tapi semua itu bukan masalah bagi kita, tidur di halaman mushola polsek menurut kami adalah pengalaman yang langka haha, merasa aman karena bapak polisi katanya menjamin akan menjaga kita haha. Dinginnya lantai mushola tidak menyurutkan kami untuk tidur nyenyak. 
         Sungguh, aku mulai rindu berjalan diantara pepohonan, diatas jalanan berbabu dan diantara rimbunnya ilalang. Aku rindu ketinggian, bukan, bukan ketinggian saja yang kurindukan, tapi orang orang diantaranya. Aku rindu tentang hiruk pikuk belanja logistic. Rindu tentang mengangkut barang apa yang dibawa didalam tas dan rindu akan segala kerempongan dan tawanya.
Aku rindu orang orang yang berani menghalau dingin untuk tetap berjalan menembus kabut tipis yang mengudara. Intinya aku ingin membongkar tas yang sudah lama teronggok di atas almari, tak pernah tersentuh semenjak pendakian terakhir itu. Aku ingin menggelar matras dan sleeping bag. Memandang langit penuh bintang dimalam hari dan birunya langit di siang hari. Aku rindu akan udara dingin yang membekukan mukaku. Rindu akan sepinya malam tanpa suara kebisingan notifikasi di handphone. Kangen rasanya memasak sayur sop dan merebus air panas untuk secangkir kopi dan teh.


Kapan kita naik lagi? 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Magang di Bappenas (2016)

Trail Running Gunung Gede

itinerary perjalanan Tana Toraja [Day 2]