#DAY 5 Pendakian Argopuro Puncak ke Taman Hidup


harus naik ke atas untuk mencapai puncak

Hari ke -5
untuk pertama kalinya gak cuma kita ber9 dilahan camp, walaupun nambah orang, gunung ini terlalu sepi untuk sebuah pendakian. Karna savanna lonceng malam itu dingin dan puncak sudah didepan mata, kita ngeteh ngeteh cantik sambil ngangetin badan pake api unggun kecil (gatau waktu itu boleh apa gak, tapi yang bikin itu temen kita yang udah bolak balik ke gunung ini). Kita ngobrol seru seruan aja, gak terkecuali cerita horor, mulai dari horor yang tidak penting sampai horor tentang gunung ini yang bikin aku memilih untuk masuk tenda dan tidur. Akan tetapi sodara sodara, para cowok sepertinya terlalu mageur untuk beres beres nesting dan perabotannya, sehingga drama malam hari dimulai. Sisa alat masak ditaruh di teras tenda, entah tikus hutan atau hewan apalah itu mencoba mengais ngais sisa makanan dan itu berisik banget, ditambah Yanuar yang kebetulan tidurnya dideket aku itu ngoroknya asik banget. yang paling drama adalah cuma aku yang kebangun :( kesel gak seehhh
Aku udah berkali kali ngintip teras, mengusir itu hewan sampai akhirnya aku beresin barang barangnya. Aku juga udah ngasih kode kode ke Yanuar tapi tep aja suara ngoroknya makin bersemangat. Jadi kesimpulannya, pagi pagi aku bangun masih kerasa ngantuk ampe sore. 
Paginya aku penghuni camp yang keluar, selama 3 kali ngecamp nggak pernah itu kita ngeliat sunrise dengan lautan awan, sama kayak pagi ini, matahari hanya malu malu terbit dari balik pohon pohon. Aku yang pagi itu sendiri ditambah bumbu kehororoan tadi malam, memutuskan untuk masuk tenda lagi, batal untuk hunting foto karna kamera yang dicari juga enggak ketemu ketemu.
Kita packing tenda dulu,ngelipet tenda dan mengumpulkan barang barang, insyaallah ditinggal aman. Kita naik ke puncak rengganis tanpa bawa tas, hanya bawa minum sama kamera. jarak tempuhnya sekitar 15 menit. 
Puncak rengganis ada disisi kiri. ada petunjuk papan kecil dari savanna lonceng. Bau belerang cukup menyengat saat kita sampai di bawah puncak dibalik bukit. Pemandangan dari puncak rengganis juga tidak terbuka. Puncak Rengganis adalah puncak tertinggi kedua diantara 3 puncak di gunung argopuro. Tapi kamu cuma bisa ngeliat bukit membentang luas. 
view perbukitan

tanda puncak Rengganis

Seems like foto old LOL. Nggak tau dari mana ide buat bawa jas almamater yang bikin berat tas pake banget. Kita emang kuliah di univ yang beda beda, jurusan pun juga beda beda. Foto pake camdig, silau, muka udah gak sinkron, jadinya begini hahahahha
kami dari berbagai kampus tapi kami berasal dari 1 SMA hahaha

10.00
Sebelum berangkat kita berdoa dulu. Yap, ritual berdoa ini nggak pernah lepas selama kita melangkah di tiap pagi. Puncak Argopuro berada di sebelah Barat Laut dari tempat camp kita.
puncak Argopuro ada di belakang

Walaupun kalau di foto cuma sejengkal jari, sejujurnya itu jalur paling ajib selama naik Argopuro, medannya gak nanggung nanggung. Makin naik matahari juga makin semangat nemenin kita. terik haus capek udah diujung. Puncak rasanya kayak bukan tujuan kita lagi. 4 hari digunung rasanya udah bikin kami puas dan bahagia. Kenangan akan alun alun kecil, alun alun besar, babi, cikasur, cisentor langsung muncul seakan ada slide berjalan didepan kita. Kita bakal menaiki puncak dan turun melalui sisi yang berbeda, mau gak mau Tas yang seberat gaban ini juga kita bawa ke puncak

10.40 kita sudah sampai di puncak! 
puncak Argopuro
formasi lengkap plus temen baru
arca

Nggak lama kita ada dipuncak, kayaknya file foto dikamera itu udah banyak banget dari hari pertama. Lagipula, ini muka udah nggak mendukung buat diajak foto foto hahaahhaha. Kayak belum percaya aja udah sampai puncak. Abis dari puncak Argopuro kita turun ke puncak Hyang. Disana ada satu arca yang masih ada sampai sekarang, lokasinya pun mudah ditemui dan dilihat. Cuma ada kita ber 5 dan gunung Raung masih kelihatan dari sini, sayangnya kita nggak ngeliat gunung Semeru ada disebelah mana. Karna udah siang dan ngeliat itinerary kita yang harusnya udah mulai jalan turun, kita juga gak lama lama di puncak. Jalan dari puncak ke bawah itu lumayan menggerus pelumas dengkul ama bikin engap karna debu nya super sekali. Tapi lebih linuan ngeliat jalurnya yang terjal sih, kayak dibawah ini.
menuju puncak hyang

12.15 
Kita turun ke cemara lima. Kali ini tujuan kita selanjutnya adalah menuju Taman Hidup camping ground. Jalanan turun cukup curam dan berdebu. Setelah itu track masuk hutan, ilalang tinggi dan melipir punggungan. Waktu itu aku jalan bareng Kendar, dan di dahului sama rombongan Jakarta (lagi) hahhaa.
Setengah jam jalan kita sampai di dalam pohon pinus. Bau bau nya sih ada hewan berkeliaran gitu. Sesekali aku nengok ke belakang dan nanya ke Kendar suara apa itu. Kendar juga Cuma diam aja dan mennyuruhku jalan terus nyusul rombongan dari Jakarta biar ada temene. Bener aja, rombongan dari Jakarta lagi istirahat dibawah. Otomatis aku mengerem lariku dan meminimalkan membuat debu hehehe.
Ternyata rame rame bikin kita sedikit tenang. Setelah istirahat bentar kita lanjut jalan lagi, paling paling ntar mereka nyusul lagi haha. Bener aja, saat aku sama Kendar lagi asik asiknya lari ngerem lari ngerem, udah ada suara dari belakang aja, si rombongan Jakarta. Padahal speed kita juga udah kenceng, alias lari.
ini jalan semak semaknya. benar benar semak rapat

Satu jam turun kita sampai di bawah bukit lalu naik melewati semak semak tinggi. Nah disini Andini ketemu Babi. Wih hihihi. Naik beberapa menit kita sampai di pepohonan tinggi. Entah itu cemara lima atau bukan kita juga nggak tau karena ngga ada petunjuknya. Memilih istirahat sebentar, kita bertemu 2 orang dari jalur Bremi. Mereka rombongan juga tapi jalannya misah. Kita jalan lagi dan berpisah dengan mereka. Jalur saat itu naik dan saat di antara bukit, tiba tiba angin berhembus kencang disertai kabut yang lumayan tebal. Aku dan kendar memilih diam dulu sambil berlindung, karena suara nya juga cukup ngeri.
kabut ditambah angin yang suaranya bikin ngeri

Kendar malah sempet nyeletuk kalau kabutnya nggak hilang hilang kita akan nge camp di lahan bawah. (kayake itu yang namanya cemara lima). Tapi aku yakin kalau nggak sampai setengah jam kabut akan pergi. Benar saja, setelah beberapa menit, kabut menghilang. tapi saat kita jalan, kabut datang lagi dan aku merasakan tetesan air jatuh membasahi tanganku. Cielaah hahha.
Saat itu kita ketemu 2 orang lagi dari jalur bremi. Mereka nanya kita dimana cemara lima. Woh berarti kita udah melewati cemara lima. Hahha. Saat itu kendar bilang kalau jalur nya akan naik sampai di atas bukit, dan aku mulai lelah melihatnya. Tapi saat kita nanya jalur ke bawah, mereka bilang nggak ada jalur naik lagi kalau ke bremi. Semuanya turun terus.
Ciaahaaaaaahahaaa.
Bener aja. Jalanan turun terus meniti pinggiran bukit. Harap hati hati untuk nggak berjalan di sisi kanan supaya nggak terjebak jatuh ke bawah. Terkadang tanah di sini labil. Kita juga 2 kali melewati bekas aliran lahar (pakar geografi berkata).
Pokoknya jalur dari cemara lima menuju hutan lumut turunnnn teruuusss sampai akhirnya pukul 3 sore kita sampai di perbatasan menuju hutan lumut. 
perbatasan hutan ke hutan lumut

Dari kejauhan hutan lumut sudah Nampak istimewa bagiku. Semua pohon ditumbuhi lumut dan suasana mulai dingin. Dari informasi yang aku baca memang sebaiknya jangan terlalu sore jika melewati hutan lumut, serta jangan terlalu lama berhenti.

Welcome Hutan Lumut!!!!

15.00
Entah kenapa kaki kendar agak bermasalah tapi katanya enggak apa apa, mungkin karena aku ajak lari larian Ndar? hehe. So, selama di hutan lumut aku nggak berniat berhenti walaupun kaki rasanya minta duduk dan pundak merengek minta beban diturunkan. Tapi tiap kali berniat berhenti, melihat sekeliling ingin rasanya cepat cepat keluar dari jalan ini. Matahari sampai tidak bisa menembus jalur dan suasana dingin. Banyak suara kresek kresek, kata Kendar itu lutung. Masih mendingan kalau lutung, ntar kalau Babi, Macan atau ular? Huaaaa. Apalagi banyak akar akar bergelantungan diatas. Luas jalanan ini juga tidak terlalu lebar, tipe tipe medan di Argopuro. Medan dihutan lumut juga menurun dan sesekali datar. Jadi tancap gas terus, hanya sesekali berhenti tanpa duduk. Maapkeun ya Ndar hehehhe.
Tapi usaha untuk jalan terus berbuah manis nih, nggak sampai satu jam udah sampai juga di Danau Taman Hidup!!!!! Ya, aku lagi lagi mendengar suara suara manusia saat berada di simpangan. Dan sampailah kita di lahan camp terakhir ....
Danau taman hidup
Akhirnyaaa.... kita sampai juga di camp diwaktu matahari masih bersinar! Hahahaha. Setelah Kendar mengeluhkan perjalanan yang nggak ada hentinya selama berada di hutan lumut, aku meninggalkannya untuk mengunjungi danau di balik semak semak lahan camp. Saat itu lahan camp danau taman hidup hanya ada 3 rombongan. rombonganku, rombongan oom lilik dan rombongan anak Jakarta.
Dan berjalanlah aku dengan bertelanjang kaki menuju danau. Untuk sekian detik aku hanya bisa diam takjub melihat apa yang ada didepanku. Cieilah. Sendirian, ditepi danau yang luas, baper dah haha.
Entah kenapa saat itu ada perasaan bahagia yang membuncah. Keinget perjalanan dari hari pertama, mau pasrah dan pesimis untuk mencapai pos 1, alun alun kecil, cikasur, semua kenangan jadi keinget dan hari ini adalah malam terakhir aku akan menghabiskan waktu di Argopuro. Dan dari semua itu, didepanku terbentang punggungan bukit yang mengitari danau dengan indahnya, bersih hijau dingin dan tenang.
Aku udah ngga tahan untuk membasuh kaki yang rasanya kangen sama dinginnya air. Awalnya agak mikir mikir juga setelah sampai didepan dermaga. Suasana hening dan Cuma ada aku. Tapi entah saking beraninya aku naik ke atas jalan dermaga yang udah semakin rusak ini. Baru setelah aku sampai di dermaga, om lilik datang nyusul bersamaan dengan mas mas dari Jakarta. Alhamdullilah ada yang nemenin hehehe.
foto dulu lah sebelum kabut benar benar datang
ambil air sore sore kabut udah turun dan dinginnnn bangeeet

Setelah puas bersih bersih kaki dan ambil air untuk wudhlu aku kembali ke camp bantuin Kendar pasang tenda, setelah itu ngebet ngajak Kendar balik lagi ke danau buat foto foto sebelum kabut datang hihihi. Awalnya dia males males gitu tapi akhirnya mau juga dia, hahaha. Dan bener aja, beberapa menit setelah kita datang, kabut sudah mulai menyebar menutupi permukaan danau. Kendar udah nggak tahan buat balik saking dinginnya.

17.00
Andini, Yanuar sama Ghufron belum datang saat aku dan Kendar udah sampai di tenda. Tapi baru aja di bicarain, mereka nongol aja dari sisi kanan. Entah mereka lewat mana, mungkin mengikuti cahaya matahari yang selama berada di hutan lumut nggak ditemukan. Saat mereka sampai hal yang dilakukan adalah sholat ashar. Back to reality, memasak buat mereka. Hohoho.

18.00
Suasana mulai gelap. Camp makin ramai dengan kedatangan orang orang baru. Bertambah 1 rombongan di belakang kita. Malam itu jadi camp paling ramai selama kita di Argopuro. Setelah menunaikan sholat maghrib dan Isya malam itu kita makan malam dengan makanan seadanya. Karena males keluar tenda akhirnya kita ber 5 nongkrong didalem. Malam terakhir, malam paling nyantai menurutku. Dan malam itu akhirnya kita habiskan buat main kartu. Awalnya garing dan ngantuk banget setelah malam sebelumnya aku nggak bisa tidur. Tapi rasanya nggak rela untuk melewatkan malam ini. Awalnya main kartu tapi lama lama bosen juga dan muncul satu permainan yang dinamakan “heart to heart”.  ciaaahhh wkwkwk

Jadi heart to heart ini adalah permainan ambil kartu secara acak dan yang kalah nantinya harus menjawab jujur pertanyaan dari yang menang. Hahaha, cerita seru mengalir sepanjang malam. Malem ini jadi malam yang bikin laper, baper dan tenggorokan kering saking kerasnya ngomong dan ketawa. Apa sih yang bisa mendiskripsikan situasi ini? Kayak keluarga?

Yah, aku ngerasanya gitu sih, walaupun perasaan ini Cuma akan berlangsung 7 hari tapi malam itu menurutku jadi malam paling amazing, malam paling ngebuat aku ketawa ngga berhenti, cerita tentang kehebohan kita, tentang Andini yang mengalami insiden di hutan lumut, tentang sebuah rahasia yang entah kenapa kita mau mengungkapkannya. Sampai yang awalnya udah ngantuk nggak ketulungan, kita baru tidur pukul 1 pagi dengan mimpi indah masing masing.

Rekap Hari ke -5
Selasa, 4 agustus 2015
07.30 – 08.00 savanna lonceng ke puncak rengganis
08.00 – 08.20 di puncak rengganis
08.20 – 08.30 perjalanan turun ke savanna lonceng
08.30 – 10.00 packing
10.00 – 10.40 savanna lonceng ke puncak argopuro
10.40 – 11.40 free times di puncak Argopuro
11.40 – 11.55 ke puncak hyang
11.55 – 12.15 istirahat di puncak Hyang

12.15 – 13.30 puncak hyang ke cemara lima
13.30 – 15.00 cemara lima ke hutan lumut

15.00 – 15.45 hutan lumut ke danau taman hidup

CATATAN PERJALANAN PENDAKIAN HARI KE 6

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Magang di Bappenas (2016)

Trail Running Gunung Gede

itinerary perjalanan Tana Toraja [Day 2]